Para penggemar produk Apple di Indonesia harus bersabar sedikit lebih lama, karena meskipun iPhone 16 telah mengguncang pasar global, perangkat unggulan ini belum juga hadir di tanah air. Antusiasme tinggi dan rasa penasaran konsumen pun semakin menggelora. Lalu, apa alasan di balik keterlambatan peluncuran iPhone 16 di Indonesia?
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan keterlambatan ini adalah belum terpenuhinya persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40%, yang diwajibkan pemerintah. Agus mengungkapkan bahwa Apple belum sepenuhnya memenuhi komitmen investasinya di Indonesia, yang seharusnya mencapai Rp 1,71 triliun. Hingga saat ini, Apple baru merealisasikan sekitar Rp 1,48 triliun dari total yang dijanjikan, yang menjadi alasan utama di balik keputusan pemerintah untuk melarang penjualan iPhone 16 masuk ke pasar domestik.
Pemerintah berharap Apple segera menyelesaikan sisa investasinya agar dapat mempertahankan akses ke pasar Indonesia yang terus berkembang. Agus menambahkan, bagi perusahaan sebesar Apple, jumlah yang belum terealisasi ini tergolong kecil, mengingat penjualan produk HKT (handphone, komputer genggam, dan tablet) Apple di Indonesia pada tahun 2023 tercatat lebih dari Rp 30 triliun.
Pemerintah juga menekankan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi Apple untuk memperluas investasinya di Indonesia, antara lain pembangunan divisi penelitian dan pengembangan (R&D) di dalam negeri, serta keterlibatan Indonesia dalam rantai pasok global (Global Value Chain/GVC) Apple. Berdasarkan data, terdapat 17 perusahaan lokal yang mampu memproduksi berbagai komponen untuk produk Apple.
Selain itu, Apple diminta untuk memperkuat pengembangan Apple Academy di Indonesia. Untuk memenuhi persyaratan TKDN sebesar 35%, Apple telah berinvestasi dalam fasilitas pendidikan Apple Developer Academy di beberapa kota, seperti BSD, Sidoarjo, dan Nongsa, Batam, serta merencanakan pembukaan akademi keempat di Bali. Namun, pemerintah mengharapkan Apple tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga berinvestasi dalam pembangunan pabrik atau pusat riset di dalam negeri.
Di sisi lain, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa pembangunan pabrik iPhone di Indonesia sulit terwujud, terutama karena Apple meminta insentif pajak yang sangat besar dari pemerintah. Apple menginginkan insentif yang setara dengan yang diterima di Vietnam, termasuk penghapusan pajak selama 50 tahun. Budi menegaskan bahwa jika permintaan ini dipenuhi, akan ada kekhawatiran bahwa perusahaan lain juga akan meminta hal serupa, sehingga sangat tidak mungkin bagi Apple untuk membangun pabrik di Indonesia.
Apple sendiri merupakan satu-satunya produsen smartphone besar yang belum memiliki pabrik di Indonesia. Sementara merek besar lainnya seperti Samsung, Xiaomi, Vivo, dan Oppo telah memulai produksi lokal. Selama ini, Apple memilih untuk mengimpor iPhone secara utuh dan meraih TKDN melalui investasi dalam pembangunan Apple Developer Academy.
Sumber Berita:
Tirto.id. Ini Syarat Bagi Apple agar Bisa Jual Iphone 16 di Indonesia. Diakses dari tirto.id.
CNBC Indonesia. Alasan iPhone 16 Dilarang Masuk RI, Apple Angkat Bicara. Diakses dari cnbcindonesia.com.
Sumber Foto:
Dokumentasi CDA
