Rencana pemerintah untuk menaikkan pajak kendaraan bermotor pada awal 2025 dinilai akan memberikan pukulan telak bagi industri sepeda motor. AISI menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan ini, mengingat kondisi ekonomi saat ini yang kurang kondusif. Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala, mengungkapkan keheranannya atas keputusan mendadak ini, mengingat industri sepeda motor sama sekali tidak dilibatkan dalam proses pembuatan undang-undang yang mengatur tentang kenaikan pajak tersebut.
Opsen pajak merupakan pajak tambahan yang dikenakan pada Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Sebelumnya, hasil pemungutan ini dialokasikan untuk pemerintah provinsi, tetapi mulai 2025 akan dibagi antara pemerintah kota dan kabupaten. Sigit mengungkapkan bahwa kenaikan opsen pajak ini akan sangat membebani konsumen, terutama pemilik sepeda motor. Berbeda dengan mobil yang sering dianggap sebagai barang sekunder, sepeda motor merupakan sarana transportasi utama bagi banyak masyarakat Indonesia.
Jika kenaikan opsen pajak ini tidak diantisipasi, Sigit memperkirakan dampaknya akan meluas, mulai dari turunnya daya beli masyarakat hingga terganggunya penjualan dan produksi sepeda motor. Hal ini dapat menyebabkan penurunan penerimaan pajak dari industri otomotif.
Sigit memperkirakan adanya koreksi pasar sepeda motor sebesar 15-20% pada tahun depan. Beliau menyoroti potensi hilangnya satu lini produksi jika penurunan mencapai 20% dari total penjualan yang mencapai 6 juta unit.
Kenaikan opsen pajak akan menimbulkan efek domino yang meluas, tidak hanya pada industri otomotif, namun juga pada berbagai sektor lainnya. Kebijakan ini dinilai tidak adil karena beban terbesar akan ditanggung oleh masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah. Potensi terjadinya PHK massal akibat kenaikan biaya produksi akan semakin memperburuk kondisi ekonomi masyarakat yang sudah tertekan.
Sumber:
Kompas. Kebijakan Opsen Pajak 2025, Pasar Motor Terancam Anjlok 20 Persen
Diakses dari otomotif.kompas.com.
Sumber foto :
prostoleh. Diakses dari freepik