Sudah menjadi rahasia umum bahwa harga tiket pesawat domestik di Indonesia sangat mahal dan telah menjadi keluhan masyarakat sejak lama. Jika dibandingkan dengan rute internasional, harga tiket pesawat domestik di Indonesia cenderung lebih tinggi, meskipun jarak tempuhnya seringkali lebih pendek.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang diwakili oleh Direktur Utama, Irfan Setiaputra menjelaskan bahwa perbedaan harga tiket pesawat internasional dan domestik dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pajak.
Menurut Irfan, perbedaan kebijakan pajak bahan bakar avtur antara penerbangan domestik dan internasional menjadi salah satu faktor yang membuat harga tiket pesawat dalam negeri lebih mahal.
“Bapak juga mesti tahu bahwa avtur yang kita beli untuk penerbangan domestik itu kena pajak, Pak. Avtur kita terbang ke Singapura, nggak kena pajak. Tiket kita jual ke Bapak ke Balikpapan, kena pajak. Kita jual ke Shanghai, nggak kena pajak, Pak,” ungkap Irfan dalam konferensi pers secara virtual, Senin (11/11/24).
Selain faktor pajak avtur, Irfan juga menyinggung kenaikan tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) sebesar 35% pada tahun 2023 sebagai salah satu kontributor utama kenaikan harga tiket pesawat domestik.
Menurut Irfan, sejak tahun 2019, perusahaan tidak pernah menaikkan harga tiket pesawat. Meski demikian, harga tiket dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk adanya komponen tarif atas yang selalu diperhitungkan secara cermat. Pembahasan mengenai harga tiket kerap menjadi perhatian dalam berbagai kesempatan, bahkan saat terjadi pergantian menteri atau presiden.
Irfan juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat harga tiket pesawat akan mengalami kenaikan akibat peningkatan tarif PPN dari 11% menjadi 12%. ” Udah pasti naik, Pak, harga tiket,” ujarnya.
Dirut Garuda tersebut kembali menambahkan bahwa terdapat aspek pajak airport yang juga berpengaruh ada harga tiket. “Terminal 3, domestik, kita bayar Rp168.000 ke Angkasa Pura, Pak. Terminal 2, Rp120.000. Lain tuh bayar cuma Rp120.000, Pak. Di Halim Rp70.000, Pak. Dan mereka bisa naikin kapanpun seenaknya. Yang kemudian pengaruh ke harga. Yang disalahin siapa? Garuda,” kata irfan.
Irfan menegaskan bahwa perseroan selalu menjalankan bisnis sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku, termasuk dalam hal penetapan harga tiket pesawat. Meskipun harga dasar tiket tidak mengalami kenaikan sejak tahun 2019, namun adanya kenaikan pajak telah menyebabkan harga jual akhir tiket menjadi lebih tinggi
Sumber:
CNBC Indonesia. Bos Garuda Ungkap Alasan Tiket Luar Negeri Lebih Murah dari Domestik. Diakses dari cnbc indonesia.com.
Kompas.com. Bos Garuda Ungkap Alasan Harga Tiket Pesawat Domestik Lebih Mahal. Diakses dari money.kompas.com.
Sumber Foto:
Jeffry Surianto – Pexels. Diakses dari pexels.com.
Transformasi Digital dalam Dunia Perpajakan Indonesia sedang memasuki era baru dalam pengelolaan pajak dengan hadirnya… Read More
Revolusi Perpajakan menuju Era Digital Pernahkah Anda merasa kewalahan dengan berbagai formulir dan prosedur yang… Read More
Revolusi Perpajakan di Indonesia Indonesia tengah memasuki era baru dalam pengelolaan pajak dengan hadirnya Coretax.… Read More
Coretax: Revolusi Perpajakan Indonesia, Lapor Pajak Jadi Lebih Mudah dan Cepat! Indonesia Menuju Era Perpajakan… Read More
Coretax Converter: Memudahkan Migrasi Data dan Pelaporan Pajak di Era Modern Transformasi digital di bidang… Read More
RUU KUP dan Implementasi Core Tax System: Modernisasi Sistem Perpajakan Indonesia Reformasi perpajakan terus bergulir… Read More